Lanjut ke konten

Diagram fishbone

2 September 2011

Setelah liburan akhir tahun dan awal tahun kemarin rasanya saya sudah lama sekali meninggalkan blog ini, ndak ada apdet sama sekali selama beberapa minggu *halah*. Masuk kerja setelah libur panjang tentu saja beres-beres sana sini untuk mempersiapkan segala sesuatunya, makanya sampai ndak ada kesempatan buat nulis.
Semua karyawan masuk pada hari pertama tahun ini tidak langsung kerja tapi masih harus membersihkan pabrik, alhamdulillah saya kebagian sapu. Sembari mempersiapkan pabrik, mesin mulai dilakukan pemanasan dan dijalankan tanpa beban. Material ditata sedemikian rupa untuk dijadikan input pada proses. Setelah menyapu ke sana ke mari ndilalah (apa bahasa Indonesianya ndilalah ini “mrgreen: ) kok saya nemu duri ikan di dalam pabrik, pasti ada kucing sedang pesta pora :P.
Ngomong-ngomong tentang duri ikan, di kepala saya kok terbesit sesuatu, AHA
Para pembaca pasti sudah tahu apa yang akan kita bicarakan kali ini, yup … benar sekali, kali ini kita membahas tentang

Fishbone Diagram

Diagram ini merupakan salah satu tool pada DMAIC, beberapa kalangan membuat fishbone diagram ini pada step Analysis. Fishbone diagram atau yang saya sebut sebagai Diagram tulang ikan adalah alat yang menampilkan cara sistematis dengan melihat efek dan sebab-sebabnya yang membuat atau berkontribusi pada efek tersebut. Melihat dari definisi tersebut biasanya Fishbone diagram disebut juga sebagai cause-and-effect diagram. Secara umum gambar diagram tersebut terlihat sama seperti kerangka dari seekor ikan, seperti yang saya sapu itu.

Adalah Dr Kaoru Ishikawa, seorang ahli statistik Quality Control dari Jepang yang  menemukan Fishbone diagram, oleh sebab itu diagram ini bisa disebut juga dengan Ishikawa Diagram.
Apapun nama yang dipilih boleh-boleh saja, tetapi yang perlu diingat adalah bahwa diagram ini untuk membantu tim dalam mengkategorikan dari banyaknya potensi penyebab masalah atau isu-isu dalam cara yang tertib dan dalam mengidentifikasi akar penyebab. Diagram ini memiliki kelebihan dalam menampung kategori yang muncul. Pada umumnya masing-masing orang di dalam tim ingin memberikan kontribusi tentang apa yang harus dilakukan mengenai suatu masalah, diagam ini dapat membantu mengeksplorasi secara lebih menyeluruh dari masalah-masalah dan di belakang masalah yang akan mengarah pada solusi yang lebih kuat.

Berikut manfaat yang didapat dari penggunaan Fishbone diagram
– untuk mempelajari masalah / issue dan menentukan akar penyebabnya
– Menemukan semua kemungkinan alasan mengapa suatu proses mulai mengalami kesulitan, masalah, bahkan kegagalan
– mengidentifikasi area dalam pengumpulan data
– Mengetahui mengapa sebuah proses tidak bekerja dengan baik atau memproduksi hasil yang diinginkan

Bagaimana membuat sebuah Fishbone diagram?

Langkah-langkah yang diambil sebagai berikut

1. Menggambar diagram tulang ikan
2. Masalah / isu yang akan dianalisis berada pada “kepala ikan”.
3. Labeli masing-masing “tulang” dari dengan kategori utama. Untuk kategori utama umumnya yang digunakan adalah:


4M (Used in manufacturing)
– Machine (Equipment)
– Method (Process/Inspection)
– Material (Raw,Consumables etc.)
– Man power

8P (Used in service industry)
– Product
– Price
– Place/Plant
– Promotion
– People
– Process
– Physical Evidence
– Productivity & Quality

4S (Used in service industry)
– Surroundings
– Suppliers
– Systems
– Skills

M tambahan (optional)
– Mother Nature (Environment)
– Man Power (physical work)
– Mind Power (Brain Work): Kaizens, Suggestions
– Measurement (Inspection)
– Maintenance
– Money Power
– Management

Catatan: Kategori di atas tidak mengikat harus itu, kalau punya ide yang lebih baik silakan dicoba sendiri untuk mempermudah analisis penyebab yang ada.

4. Melakukan brainstorming untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam setiap kategori yang mungkin mempengaruhi masalah atau efek yang sedang dipelajari. Setiap anggota tim harus bertanya dengan “why” terhadap salah satu kategori.

5. Ulangi prosedur ini dengan setiap faktor di bawah kategori untuk menghasilkan sub-faktor. Terus bertanya, “Mengapa ini terjadi?” dan meletakkan segmen tambahan setiap faktor dan kemudian di bawah setiap sub-faktor.

6.Lanjutkan sampai tidak lagi mendapatkan informasi yang lain ketika bertanya, “Mengapa itu terjadi?”

7. Menganalisis hasil fishbone setelah tim setuju bahwa jumlah yang didapat telah memadai di bawah setiap kategori utama. Kemudian analisis dilanjutkan dengan mencari item-item yang muncul di lebih dari satu kategori. Item inilah yang menjadi “kemungkinan besar penyebab”.

8. Bagi item-item yang diidentifikasi sebagai “kemungkinan besar penyebab”, tim kemudian menentukan kesepakatan item-item mana yang menjadi urutan prioritas pengerjaan untuk analisis penghitungan.

 

Sekian postingan kali ini, semoga bermanfaat.

8 Komentar leave one →
  1. 9 Oktober 2011 02:54

    di mana-mana kok nemunya duri ikan ya ;D

    mandor
    duri ikan. alat paling bagus untuk memancing kucing datang. Dicoba saja
    waks

  2. 29 November 2011 12:22

    anda seorang manajer operasi?

    mandor
    amiin ya Allah ya Robbal alamin, semoga Engkau mendengar doa-doa baik ini
    😀

    • 1 Desember 2011 14:10

      oh ya, dahulu pernah saya ligat sekilas di blog ini pak mandor pernah menulis topik tentang six sigma,benar kah? saya cari kok ndak ada ya.. atau saya salah lihat?

      mandor
      sebenarnya Arinda tidak salah juga. Blog itu sudah “disuntik mati” sehingga saya berpindah ke blog baru ini. Tentang tulisan-tulisan six sigma itu, saya masih punya draftnya. Semoga di lain kesempatan saya akan mengunggahnya lagi di blog ini. Doakan saja saya bisa terus berbagi ilmu tentang pabrik ya.

      • 21 Februari 2012 18:43

        by the way,..
        maiting for tulisan Pak mandor tentang Six Sigma 😀

        mandor
        masih mengumpulkan kesaktian untuk menuliskan kembali six sigma
        tunggu saja artikel berikutnya ya

      • 21 Februari 2012 18:43

        maksud saya *Waiting 😀

        mandor
        dimaklumi xixixii

  3. 11 Juli 2012 23:04

    ada 2 pertanyaan nih mas.

    pertama, boleh nggak mas, kalo satu produk hanya menggunakan 3 fishbone aja?

    contohnya,
    gangguan kerusakan bangku dipengaruhi beberapa faktor:
    1. meja bangku patah
    2. kaki-kaki bangku bengkok
    3. bangku asimetris

    yang kedua, boleh nggak, satu fishbone cuma terdiri dari 2 atau 3 kategori aja?

    contohnya:
    meja bangku patah, cause-nya:
    1. manusia
    2. mesin

    mandor
    1. Faktor pengaruh bisa terdiri dari banyak faktor. Kalau mas Lugar menemukan 3 faktor tersebut yang berpengaruh, monggo silakan saja dianalisis masing-masing dan dilakukan improvement. Menurut saya, semakin banyak faktor yang muncul akan semakin baik. Nanti akan ditentukan faktor yang berpengaruh dalam langkah berikutnya yaitu langkah “analisis”. Langkah analisis inilah yang menentukan faktor itu berpengaruh atau tidak.

    2. Kategori fishbone boleh terdiri dari faktor-faktor yang terkait dengan proses. Kalau memang faktor itu terkait dengan terjadinya kegagalan, mengapa tidak diikutkan. Kalau faktor itu tidak terkait dengan terjadinya kegagalan, lebih baik dihilangkan saja.

  4. agnilova permalink
    9 November 2012 13:24

    Wah hebat, ini lah yang namanya ilmu bermanfaat. semoga menjadi berkan pak. aamiin.
    to de poin, saya juga mau ikut nimbrung. punya penjelasan tentang cara membuat why-why analysis pak, yang benar itu seperti apa sih. karena setiap saya kerja dari pabrik ke pabrik ko beda ya.. seharusnya kan mengacu pada standard yang sama. mungkin bapake punya yang bisa masuk diakal saya.

    terimakasih

  5. Listina Handayani permalink
    25 Januari 2013 11:22

    saya mau membuat tugas akhir tentang fishbone diagram..nah judul apa yg tepat untuk tugas akhir saya itu? Dan tujuan akhir dari fishbone diagram itu apa?
    apakah memperbaiki kualitas suatu produk atau hanya untuk analisis saja?
    tks

Tinggalkan Balasan ke Lugar Hersaputra Batalkan balasan